Detail Luaran Lainnya

Kembali

StatusProduk
JudulPengembangan Multimedia Interaktif Pembelajaran Tari Sancaya Kusumawicitra Berbasis Teori Elaborasi
JenisTeknologi Tepat Guna (TTG)
DeskripsiARTIKEL


PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF
PEMBELAJARAN TARI SANCAYA KUSUMAWICITRA
BERBASIS TEORI ELABORASI

















Oleh

Herlinah
Kusnadi
Supriyadi Hasto Nugroho






JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018



PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF
PEMBELAJARAN TARI SANCAYA KUSUMAWICITRA
BERBASIS TEORI ELABORASI

Oleh:
Herlinah, Kusnadi, Supriyadi Hasto Nugroho
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

ABSTRACT

The purpose of this study was to develop an interactive multimedia product that was validated by SancayaKusumawicitra dance learning for students of the Dance Study Program of FBS Yogyakarta State University.
This study uses a research and development approach with steps (a) research and initial information, (b) planning, (c) development of initial product formats (programming), (d) initial trials, ( e) product revision 1, (f) field trial, (g) product revision 2. This research subject (a) material expert: Drs. Bambang Tri Atmaja, M.Sn. (Teacher of Surakarta-style Javanese classical dance from ISI Yogyakarta), (b) media expert: Dr. Martono, M.Pd. (Lecturer in Learning Media at the Faculty of Arts Study Program at Yogyakarta State University and UNY Postgraduate Art Education Study Program); (c) the field test is students of the Dance Arts Education Study Program in the fourth semester of the 2017/188 academic year. The data collection techniques used are scaling techniques. The research instrument used in this study is the Media Product Rating Scale. The data analysis technique used in this study is a descriptive statistical data analysis technique supplemented by qualitative analysis of inputs from media experts, material experts, and users. Media is said to be feasible if the score obtained from material experts, media experts, and users is at least 76.
The results of research and development research are interactive multimedia learning products dance called "Interacttive Multimedia Learning Dance of S. NgalimanSancayaKusumawicitra" in the form of interactive VCDs developed with the Autoplay Media Studi Version 8.0 program application as the main application with the Swishmax 4 and Quis Creator applications. which consists of 29 scenes or pages. Elaboration theory is used for structuring material content in a sequence from the general to the specific or detailed. The product has gone through a validation process from material experts with an average score of 88 with details of the truth of the material score of 94, relevance of material 90, breadth and depth of material 80; media experts with an average score of 90 with details of media display (text, visual, sound / video, animation and animation) 89 and navigation 92; users with an average score of 91. Thus it can be concluded that media products entitled "Interactive Multimedia Learning Dance of Sancaya Kusumawicitra version of S. Ngaliman" are worthy of use for learning Surakarta dance 2 for students of Dance Education Study Program.
PENDAHULUAN
Ada beberapa perangkat pembelajaran yang perlu dikembangkan oleh dosen untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran, yaitu: (1) desain pembelajaran, (2) bahan ajar, (3) media pembelajaran, dan (4) alat evaluasi. Perangkat pembelajaran tersebut harus selalu diupdate sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni. Di antara beberapa perangkat pembelajaran tersebut di atas yang keberadaannya mutlak harus selalu disesuaikan dengan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni adalah media pembelajaran.
Pembelajaran dengan mengandalkankan strategi pembelajaran langsung dengan tatap muka dianggap kurang memadai lagi. Dosen perlu melengkapi pembelajarannya dengan media berbasis teknologi modern yang relevan dengan mata kuliahnya. Meskipun mata kuliah Tari Klasik Jawa gaya Surakarta adalah matakuliah praktek, namun di dalamnya diperlukan dasar-dasar pengetahuan teknis dan konseptual sebagai fondasi awal. Materi-materi tentang sejarah penciptaan tari, struktur tari, struktur penyajian merupakan materi pengetahuan yang penting untuk dipahami oleh mahasiswa. Materi-materi tersebut bila disampaikan secara lisan sebelum praktik tari dilakukan akan mudah di lupakan. Oleh karena itu, perlu adanya inovasi baru berupa media pembelajaran. Di antara sekian banyak jenis media pembelajaran yang dianggap paling efektif adalah multimedia interaktif. Dengan multimedia interaktif, mahasiswa bisa belajar mulai dari mana saja dengan stimulis visual, auditorial, maupun paduan latihan (kinestetik).
KAJIAN TEORI
Ada dua pandangan tentang definisi multimedia. Pandangan pertama, memandang multimedia sebagai kombinasi dari berbagai saluran komunikasi ke dalam pengalaman komunikatif terkoordinasi. Penekanan definisi ini adalah penggunaan beberapa chanel atau saluran medium secara terpadu. Ahli yang menggunakan definisi ini di antaranya Seel & Richey (1994) yang menggunakan istilah penggunaan teknologi terpadu sebagai padanan multimedia.
Pandangan kedua, memandang multimedia sebagai integrasi dari berbagai elemen media yaitu teks, audio, video, gambar, dan animasi. Penekanan definisi ini adalah penggunaan berbagai elemen atau unsur yang membentuk media. Beberapa ahli yang menggunakan pendekatan ini di antaranya Mayer (2009) dan Smaldino (2011). Dalam penelitian ini, konsep yang kedua inilah yang dipergunakan.
Mayer (2009) mendefinisikan multimedia sebagai presentasi materi dengan menggunakan kata-kata sekaligus gambar-gambar. Yang dimaksud dengan kata dalam pengertian ini adalah verbal form dalam bentuk teks yang tercetak maupun terucapkan. Sedangkan yang dimaksud dengan gambar pada pengertian ini adalah pictorial form dalam bentuk grafik statis (ilustrasi, grafik, foto, peta), maupun grafik dinamis (animasi dan video). Dengan demikian apabila dilihat dari perspektif kategori dasar media (Smaldino, 2011), definisi ini bisa berbunyi presentasi materi dengan menggunakan kombinasi dari teks, audio, gambar, animasi, dan video dalam satu media terintegrasi (Kusnadi, 2013).
Multimedia ditinjau dari interktivitasnya bisa dibagi menjadi dua, yaitu: (1) multimedia interaktif, dan (2) multimedia non interaktif. Perbedaan di antaranya terletak pada interaktivitasnya. Multimedia interaktif adalah multimedia yang memerlukan respon dari pengguna berupa tindakan untuk mempresentasikan isi media yang berupa teks, gambar, video, animasi, audio, dan sebagainya. Secara umum, multimedia interaktif bisa dibedakan menjadi empat jenis berdasarkan karakteristiknya yang khas, yaitu: tutorial, simulasi, drill, dan games (Darmawan, 2012). Masing-masing jenis multimedia interaktif tersebut berbeda dalam hal strukturnya.
Tari Sancaya Kusumawicitra merupakan bentuk tari putra berpasangan gaya Surakarta. Tari Sancaya Kusumawicitra selain hidup dan berkembang di keraton Kasunanan Surakarta, juga ada di Mangkunegaran. Tari ini tidak berbeda dengan tari Sancaya Kusumawicitra yang ada di keraton Kasunanan. Perbedaan terletak pada gaya tarinya, tari Sancaya Kusumawicitra yang ada di Mangkunegaran menggunakan gerak tari gaya Mangkunegaran. Sedangkan tari Sancaya Kusumawicitra yang ada di keraton Kasunanan menggunakan gerak gaya Kasunanan atau gaya tari Surakarta pada umumnya. Dari segi ceritera memiliki kesamaan, yaitu mengisahkan peperangan antara Prabu Sancaya dengan Prabu Kusumawicitra. Tari Sancaya Kusumawicitra, selain hidup dan berkembang di Mangkunegaran dan keraton Kasunanan Surakarta juga berkembang pula di luar kedua keraton tersebut.
Berkaitan dengan hal tersebut, yang menjadi materi penelitian ini adalah tari Sancaya Kusumawicitra yang diciptakanoleh S. Ngaliman Condropangrawit seorang seniman dari Surakarta. Tari ini oleh S. Ngaliman Condropangrawit diciptakan padatahun 1973. Tari Sancaya Kusumawicitra yang diciptakan oleh S. Ngaliman Condropangrawit ini merupakan pemadatan dari tari Sancaya Kusumawicitra yang ada di Kasunanan Surakarta. Pemadatan tersebut terletak pada ragam geraknya, seperti ragam gerak yang biasanya dilakukan berulan-ulang, maka dengan pemadatan dilakukan cukup satu kali. Pemadatan dilakukan dengan tujuan supaya tari Sancaya Kusumawicitra ini mudah dipelajari oleh masyarakat umum.
METODE PENELITIAN
Pendekatan penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian dan pengembangan (R & D), suatu jenis penelitian yang tujuan akhirnya adalah dihasilkannya suatu produk yang tervalidasi.
Prosedur Penelitian yang dipergunakan mengacu pada tujuh langkah (dari 10 langkah) pengembangan produk dari Borg and Gall (2003) dengan urutan atau prosedur pengembangan sebagai berikut: (a) penelitian dan informasi awal, (b) perencanaan, (c) pengembangan format produk awal (pemrograman),(d) uji coba awal, (e) revisi produk 1, (f) uji coba lapangan, (g) revisi produk 2.
Pada tahap penelitian dan informasi awal digali mengenai bentuk, isi, sejarah, struktur penyajian, dan berbagai versi tari Sancaya Kusumawicitra. Pada tahap perencanaan dilakukan pembuatan flowchart dan storyboard serta pengambilan gambar foto dan video tari. Tahap pengembangan format awal merupakan tahap pemrograman, yaitu mengintegrasikan aspek-aspek media: gambar, video, teks, animasi, dan audio dalam satu program aplikasi. Tahap uji coba awal (Uji Alfa) dilakukan validasi media oleh Ahli Materi dan Ahli Media untuk mengetahui tingkat kelayakan media dan memperoleh masukan-masukan untuk perbaikan media. Setelah itu dilakukan revisi produk 1. Tahap berikutnya adalah uji lapangan penggunaan media terhadap pengguna mahasiswa (Uji Beta) yang dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kelayakan media dan untuk memperoleh masukan-masukan dari pengguna. Pada tahap ketujuh dilakukan revisi kedua (revisi akhir).
Subjek penelitian ini terbagi menjadi dua kategori, yaitu sebagai berikut: (1) subjek untuk validasi ahli, dan (2) subjek untuk uji coba lapangan. Subjek untuk validasi ahli terdiri dari: (a) ahli materi: Drs. Bambang Tri Atmaja, M.Sn. (Pengajar tari klasik Jawa gaya Surakarta dari ISI Yogyakarta), dan (b) ahli media: Dr. Martono, M.Pd. (Dosen Media Pembelajaran pada Prodi Seni Kerajinan FBS Universitas Negeri Yogyakarta dan Prodi Pendidikan Seni Pasca Sarjana UNY); Subjek untuk uji lapangan adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Tari semester 4 tahun ajaran 2017/2018.
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Skala penilaian kelayakan media, berupa skala yang harus diisi oleh ahli materi/media dan mahasiswa ketika mengamati produk yang dikembangkan dengan menggunakan lima kategori, yaitu 5 = sangat layak, 4 = layak, 3 = cukup layak, 2 = tidak layak, dan 1 = sangat tidak layak.
Instrumen penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini ada tiga macam, yaitu: (1) Skala penilaian media oleh ahli materi, (2) Skala penilaian oleh ahli media, dan (3) Skala penilaian media oleh pengguna (mahasiswa).
Skala Penilaian Media oleh Ahli Materi terdiri atas empat aspek, yaitu: (a) Kebenaran materi, (b) Relevansi materi, (c) Keluasan dan Kedalaman Materi, dan (d) Manfaat Materi. Masing-masing aspek dijabarkan lagi menjadi beberapa sub aspek. Skala Penilaian Media oleh Ahli Materi selengkapnya bisa dilihat pada Lampiran 1.
Skala Penilaian Media oleh Ahli Media terdiri atas dua aspek, yaitu: (1) tampilan media, dan (2) navigasi. Aspek tampilan media dijabarkan lagi menjadi empat aspek, yaitu: (a) aspek visual, (b) aspek teks, (c) aspek bunyi/suara, dan (d) video/animasi. Masing-masing aspek dijabarkan lagi menjadi beberapa indikator. Skala Penilaian Media oleh Ahli Media selengkapnya bisa dilihat pada Lampiran 2.
Skala Penilaian Media oleh Pengguna (mahasiswa) merupakan gabungan antara skala penilaian media dan skala penilaian materi. Skala Penilaian Media oleh Pengguna selengkapnya bisa dilihat pada Lampiran 3.
Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data statistik deskriptif yang dilengkapi dengan analisis kualitatif terhadap masukan-masukan dari ahli media, ahlimateri, danpengguna.
Formula yang dipergunakan untuk menentukan skor akhir kelayakan media diperoleh dari rata-rata skor yang diperoleh dari Ahli Media, Ahli Materi, dan Pengguna yang menggunakan skala 5 dikalikan 20 sehingga skor akhir minimal yang mungkin dicapai adalah 5 dan skor maksimal 100. Multimedia Interaktif Pembelajaran Tari Sancaya Kusumawicitra ini dianggap layak dipergunakan apabila skor akhiryang diperoleh dari validator ahli media, ahli materi, dan pengguna (mahasiswa) rata-rata minimal 75 dalam skala 100.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Penelitian dan pengumpulan Informasi Awal
Berdasarkan hasil observasi awal dan analisis kebutuhan dapat diidentifikasi hal-hal sebagai berikut: (a) ada beberapa versi tari Sancaya Kusumawicitra, yaitu versi Kraton Kasunanan Surakarta, versi mangkunegaran, dan versi S. Ngaliman. Sesuai dengan yang diajarkan pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Tari FBS UNY, media yang dibutuhkan adalah media pembelajaran tari Sancaya Kusumawicitra versi S. Ngaliman. Oleh karena itu versi inilah yang dirancang pengembangan medianya; (b) Belum tersedia data-data informasi tertulis yang memadai tentang tari Sancaya Kusumawicitra sehingga perlu penelusuran lebih lanjut pustaka dan nara sumber yang terkait dengan tari Sancaya kusumawicitra versi S. Ngaliman.
Mengingat sedikitnya informasi mengenai tari Sancaya Kusumawicitra maka di samping penelusuran pustaka yang terkait juga dilakukan wawancara dengan nara sumber yang relevan, yaitu Bapak Bambang Tri Atmaja dosen ISI Yogyakarta sekaligus putra Bapak S. Ngaliman dan Bapak Wahyu Santosa Prabawa dosen ISI Surakarta. Materi yang dieksplorasi khususnya terkait dengan sejarah, isi, struktur dan berbagai versi tari Sancaya Kusumawicitra. Hasil penelitian dan observasi awal di samping diperoleh data tentang kondisi lapangan dan kebutuhan, juga data tentang sejarah, isi, dan bentuk tari Sancaya kusumawicitra versi S. Ngaliman.
2. Perancangan Media
a. Pembuatan Flowchart
Flowchart dibuat untuk memudahkan pemrogram media dalam merancang media pembelajaran khususnya yang terkait dengan komposisi bentuk, tata letak, banyaknya page atau scene yang harus dibuat beserta tombol-tombol navigasinya.

b. Pembuatan Storyboard
Scenes Visual Keterangan
1.Opening Musik: Gendhing Soran
Foto dan Tulisan masuk di animasi dengan program swishmax
2.Menu Utama Musik: Gendhing Soran
Foto dan Tulisan Menu Utama dianimasi dengan program swishmax
3. Closing Musik: Gendhing Soran
Foto dan Tulisan dianimasi dengan swishmax
4.Tujuan Pembelajaran Musik: Gendhing Soran
Tulisan discrol
5.Materi Musik: Gendhing Soran

6.Evaluasi Musik: Gendhing Soran
Evaluasi dibuat dengan Program Quis Creator

7.Pengembang Musik: Gendhing Soran

8.Pendahuluan Musik: Gendhing Soran
Materi teks discroll

9.Struktur Musik: Gendhing Soran
Materi tex di PDF dan discroll

10.Video Musik: Gendhing Soran
Saat video berjalan musik di of kan

11.Rias Tari Musik: Gendhing Soran

12.Rias tari Sancaya Musik: Gendhing Soran

13.Rias tari Kusumawicitra Musik: Gendhing Soran

14.Busana Tari Musik: Gendhing Soran

15.Busana Tari
Sancaya Musik: Gendhing Soran

16.Busana Tari
Sancaya
Detail Musik: Gendhing Soran
Materi foto discroll
17.Busana tari
Kusumawicitra Musik: Gendhing Soran

18.Busana tari
Kusumawicitra
Detail Musik: Gendhing Soran

19.Property Tari Musik: Gendhing Soran
Materi foto discroll

3.Pemrograman
Pemrograman dilakukan dengan menggunakan program aplikasi Autoplay Media Studio 8 sebagai aplikasi induk dan dipadukan dengan program Swishmax 4 untuk membuat animasi, serta program aplikasi Quis Creator untuk membuat soal-soal evaluasi. Sesuai dengan flowchart dan storyboard yang telah disusun sebelumnya, multimedia interaktif Pembelajaran Tari Sancaya Kusumawicitra (versi S. Ngaliman) ini dibuat dengan 19 scene.
4. Uji Kelayakan Media
a. Uji Alfa
Ujia Alfa adalah validasi media oleh ahli media dan ahli materi untuk menentukan kelayakan media. Ahli media sebagai validator media pembelajaran ini adalah Dr. Martono, M.Pd. Dosen media pembelajaran pada program studi Pendidikan Seni Pasca Sarjana sekaligus Program Studi Seni Kriya FBS Universitas Negeri Yogyakarta. Sedangkan validator materi adalah Drs. Bambang Tri Atmaja, M.Sn. Dosen Tari Klasik Gaya Surakarta ISI Yogyakarta sekaligus putra kandung S. Ngaliman Candrapangrawit pencipta tari Sancaya Kusumawicitra. Data yang diperoleh berupa data kuantitatif berupa skor kelayakan media berdasarkan perspektif kualitas materi dan kualitas media dan data kualitatif berupa saran-saran perbaikan.
Hasil uji Alfa oleh ahli media pembelajaran dan ahli materi seperti tampak pada Tabel 1 dan Tabel 2 berikut ini.
Tabel 1 Hasil Uji Kelayakan Media Pembelajaran oleh Ahli Media
No Aspek Skor Mentah Skor Standar Seratus
1. Tampilan Media 4,45 89
a. Visual 4,25 85
b. Teks 4,6 92
c. Bunyi Suara 4,7 94
d. Video & Animasi 4,25 85
2. Navigasi 4,6 92
Rata-rata semua aspek 4,48 90
Berdasarkan data hasil validasi media oleh ahli media tersebut di atas dapat diketahui bahwa skor kelayakan media pada semua aspek sudah di atas persyaratan minimal 76. Namun demikian ada beberapa catatan perbaikan yang disampaikan baik secara tertulis maupun lisan, yaitu: (1) perlu mengganti warna latar belakang hijau menjadi warna lain pada scene propery dan busana menjadi warna lain, dan (2) materi teks/gambar yang panjang perlu dipecah, sehingga tidak terlalu lama menggulung (scroll) naskah.
Tabel 2 Hasil Uji Kelayakan Media Pembelajaran oleh Ahli Materi
No Aspek Skor Mentah Skor Standar Seratus
1. Kebenaran Materi 4,7 94
2. Relevansi Materi 4,5 90
3. Keluasan dan Kedalaman Materi 4 80
4. Manfaat Materi 5 100
Rata-rata 4,4 88

Data hasil validasi oleh ahli materi rata-rata sudah di atas batas minimal yang dipersyaratkan, yaitu 76 sehingga secara umum media sudah dianggap layak dipergunakan. Namun demikian ada beberapa catatan penting yang perlu mendapat perhatian, yaitu: (1) materi pada sejarah, khususnya pada awal masuk mestinya tidak ke gawang supana tetapi gawang tengah/gawang beksan, (2) pada video, teknik gerak penari alus ada beberapa kekurangsempurnaan, (3) Teknik masuk ke gawang sebaiknya sudah dalam posisi Kalang Kinantang (penari gagah) baik ketika penari dari outstage maupun sudah onstage, dan (4) penari gagah lupa memakai simbar dada.
b. Uji Beta
Uji Beta adalah uji kelayakan media oleh pemakai yaitu mahasiswa yang sudah menempuh mata kuliah Tari Surakarta II yang salah satu materinya adalah Tari Sancaya Kusumawicitra. Uji kelayakan media oleh pemakai ini dilakukan pada hari Rabu, 18 Juli 2018 di Laboratorium Komputer FBS Universitas negeri Yogyakarta. Hasil validasi media oleh pemakai seperti tampak pada Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3 Hasil Uji Kelayakan Media Pembelajaran oleh Ahli Media
No Aspek Skor Standar Seratus
1. Tampilan Media
a. Visual 85
b. Teks 87
c. Bunyi Suara 91
d. Video & Animasi 86
2. Navigasi 94
3. Kebenaran Materi 95
4. Relevansi Materi 91
5. Keluasan dan Kedalaman Materi 91
6. Manfaat Materi 97
Rata-rata Keseluruhan 91
Data hasil uji kelayakan media oleh pengguna (mahasiswa) rata-rata sudah cukup tinggi (91). Namun ada harapan agar media lebih menarik lagi dengan tambahan-tambahan animasi dan gambar.
c. Revisi Produk
Berdasarkan masukan-masukan yang diperoleh dari ahli media, ahli materi dan pengguna dilakukan revisi produk. Draf media pembelajaran yang semula terdiri dari 19 scene dikembangkan menjadi 29 scene dengan beberapa perubahan baik isi maupun tampilannya seperti tampak pada storyboard berikut ini.
SCENE VISUAL KETERANGAN
1. Opening Musik: Gendhing Soran
Foto dan Tulisan masuk di animasi dengan program swishmax
2. Menu Utama Musik: Gendhing Soran
Foto dan Tulisan Menu Utama dianimasi dengan program swishmax
3. Closing Musik: Gendhing Soran
Foto dan Tulisan dianimasi dengan swishmax
4. Tujuan Pembelajaran Musik: Gendhing Soran
Tulisan discrol
5. Materi Musik: Gendhing Soran

6. Evaluasi Musik: Gendhing Soran
Evaluasi dibuat dengan Program Quis Creator

7. Pengembang Musik: Gendhing Soran

8.Pendahuluan Musik: Gendhing Soran
Materi teks discroll

9.Struktur Musik: Gendhing Soran
Materi tex di PDF dan discroll

10.Maju Beksan
11.Beksan Inti
12. Perangan
13. Gerak
14. Video Musik: Gendhing Soran
Saat video berjalan musik di of kan

15. Rias Tari Musik: Gendhing Soran

16.Rias tari Sancaya Musik: Gendhing Soran

17. Rias tari Kusumawicitra Musik: Gendhing Soran

18.Busana Tari Musik: Gendhing Soran

19.Busana Tari
Sancaya Musik: Gendhing Soran

20.Busana Bagian Kepala
21. Busana Bagian Badan
22. Busana Bagian Tangan
23. Busana Bagian Kaki
24. Busana tari
Kusumawicitra Musik: Gendhing Soran

25. Busana Bagian Kepala
26. Busana bagian Badan

27. Busana Bagian Tangan
28.Busana Bagian Kaki
29.Property Tari Musik: Gendhing Soran
Materi foto discroll


PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan diperoleh produk multimedia interaktif pembelajaran tari yang diberi nama “Multimedia Interaktiktif Pembelajaran Tari Sancaya Kusumawicitra versi S. Ngaliman”untuk mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Tari FBS Universitas Negeri Yogyakarta. Produk tersebut berupa VCD interaktif yang dikembangkan dengan aplikasi program Autoplay Media Studi Versi 8.0 sebagai aplikasi utama dengan dilengkapi aplikasi Swishmax 4 dan Quis Creator yang terdiri dari 29 scene atau pages. Teori elaborasi dipergunakan untuk penataan isi materi dengan urutan dari yang umum menuju yang spesifik atau detail.
Produk telah melalui proses validasi dari ahli materi dengan skor rata-rata 88 dengan rincian kebenaran materi skor 94, relevansi materi 90, keluasan dan kedalaman materi 80; ahli media dengan skor rata-rata 90 dengan rincian tampilan media (teks, visual, bunyi/suara, video dan animasi) 89 dan navigasi 92; pengguna dengan rata-rata skor 91. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa produk media yang berjudul “Multimedia Interaktif Pembelajaran Tari Sancaya Kusumawicitra versi S. Ngaliman” layak dipergunakan untuk pembelajaran tari Surakarta 2 pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Tari.

DAFTAR PUSTAKA
Borg, W.R. & Gall, M.D. (2003) Educational Research, An Introduction. White Plain. New York: Longman, Inc.
Darmawan, D. 2012. Inovasi Pendidikan: Pendekatan Praktik Teknologi Multimedia dan Pembelajaran Online. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Dick, W. & Carey, L. 2001. The Systematic Design of Instruction. New York: Longman, Inc.
Reigeluth, C.M. 1983. “The Elaboration Theory of Instruction” dalam Reigeluth, C.M. (ed) .1983. Instructional Design Theoris and Models. New Jersey: Lawrence Erlaboum Associates.
Seel, B.B. & Richey, R.C. 1994. Teknologi Pembelajaran: Definisi dan Kawasannya. Terjemahan Dewi S. Prawiradilaga. Jakarta: IPTPI bekerja sama dengan Lembaga Pengembangan Teknologi Kinerja (LPTK) UNJ.
Setyosari, P. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. (edisi kedua). Jakarta: Kencana.
Smaldino, S.E., Lowther, D.L., Russel, J. D. 2011. Instructional technology and media for learning edisi kesembilanterjemahan Arif Rahman. Jakarta: Kencana
Mayer, R. E. 2009. Multimedia learning terjemahan Teguh Wahyu Utomo. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tahun(not set)