Detail Luaran Lainnya

Kembali

StatusDraft
JudulRESILIENSI GURU DALAM PENGUATAN KARAKTER UNTUK MENGURANGI BULLYING BAGI GURU TK SE-KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA
JenisKebijakan
DeskripsiDalam menanamkan nilai karakter membutuhkan kesabaran. Bapak Ibu guru TK terutama harus benar-benar memahami karakter anak, guru harus mampu mengembangkan dan mengaktualisakikan bakatnya anak-anak. Potensi yang dimaksud disini tentu saja yang positif. Pandangan Tomas lickona di buku Educating For Character bahwa karakter yang baik itu ada tiga yaitu knowing, desiring, dan doing the good.
Dunia pendidikan sekarang sedang diterpa sebuah perubahan, dimana segala sesuatu dalam sistempendidikan memasuki era internet oh things, yaitu sebuah kondisi yang serba terbuka tanpamengenal jarak dan waktu, sehingga masing-masing negara perlu melakukan perubahan sistempendidikan dengan menyesuaikan perkembangan zaman khususnya pada era saat ini era revolusiindustri 4.0. Departemen Pendidikan Nasional telah menetapkan berbagai kebijakan maupun upayadalam membangkitkan dan menerapkan sebuah pendidikan karakter untuk menjawab tantanganzaman yang selalu berubah. Pendekatan karakter merupakan upaya awal pendidik dan pesertadidik untuk menciptakan karakter pribadinya agar menjadi pribadi yang berguna untuk dirinya dansekitarnya. Tujuan dari pendidikan karakter sendiri adalah membentuk bangsa dimanamasyarakatnya sangat erat dan berakhlak. Pentingnya pendidikan karakter memang harusditanamkan sejak dini karena jika pendidikan karakter itu kurang maka akan terjadi perilakumenyimpang di masyarakat.
Revolusi industri 4.0 adalah perkembangan dari revolusi industri sebelumnya. Artinya 4.0 ini mendorong sistem automatisasi di semua bidang. , dan era ini semua bergantung dengan digitalitas, semua proses kehidupan berkaitan dengan internet, bahkan dunia pendidikan seklaigus. Era revolusi industri diharapkan untuk mempunyai karakter yang bijak dalammenggunakan teknologi dengan baik. Era revolusi industri 4.0 ini sangat erat kaitannya denganteknologi digital. Beberapa ilmuwan mengatakan bahwa dampak baik dari teknologi adalahmendukung dan meningkatkan dampak buruk dari teknologi yaitu mengesampingkan dan menghilangkan. Di era ini kita telah membongkar tradisi dan meninggalkan defisiensi. Pesertadidik maupun pendidik mudah tergoda dengan janji teknologi.
Sebagai penguatan kepada para guru, pemateri memberikan penegasan bahwa untuk tetap mempertahankan tradisi dan tidak meninggalkan desiensi, endidikan karakter serta cara beradaptasi dengan era revolusi industri4.0 sangat dibutuhkan dan penting agar manusia dapat memanfaatkan era ini sebijak-bijaknya yangakan terus berkembang. Pendidikan karakter juga harus ditumbuhkan sedari dini agar semuamanusia dapat mensejahterakan bangsa sejak kecil dengan cara mempunyai akhlak baik dan bijakdalam memanfaatkan perkembangan era revolusi industri 4.0. Karakter bangsa mengacu padasebuah pola kepribadian yang relatif fungsional dan merupakan protipe antara anggota masyarakatdewasa. Banyak peserta didik yang memiliki potensi bakat yang sebenarnya belum mereka ketahuibahkan dikembangkan secara maksimal, begitu pula banyak peserta didik yang memilikikecerdasan tetapi perilakunya belum mampu mencerminkan kepribadian luhur.
Melalui permasalah-permasalahan yang ada, sangat diperlukannya sebuah strategi untukmeminimalisir hal-hal tersebut, serta sebagai penunjang potensi bakat yang dimiliki peserta didik,dimana kegiatan tersebut diupayakan untuk menjawab berbagai tantangan di era revolusi industri4.0 dan dimanfaatkan semaksimal mungkin dengan porsinya masing-masing tanpa melampauibatas.
Selanjutnya Dr. L.Hendro Wibowo memberikan pengantar terkait dengan pendidikan karakter melalui permainan tradisional di Indonesia. Pak Hendro menjelaskan bahwa
Pendidikan karakter melalui permainan tradisional di Indonesia tujuan kurikulum itu ada empat yaitu sikap sosial, pengetahuan keterampilan dan sikap spiritual. Pembelajaran ini sebenarnya tidak hanya bisa dilakukan secara langsung tapi pendidik utama sebenarnya Kembali kepada keluarga.
Pendidikan karakter itu juga berkaitan dengan budaya sekolah dengan memperhatikan kondisi peserta didik. Kondisi saat ini harus belajar dari rumah, sayangnya Pendidikan karakter berupa perilaku jujur percaya diri dll melalui pembelajaran jarak jauh dianggap minim dan sulit dilaksanakan terutama untuk anak TK.
Orang tua kurang meluangkan waktu untuk anaknya, kita lebih banyak dengan HP kita sehingga tidak mau kalah dengan anaknya. Termasuk kaitannya dengan pekerjaan, bersikap kasar dengan anak termasuk masalah orang tua. Bersikap kasar mungkin jarang tapia da yang mendidik anak dengan marah itu tidak bisa dibedakan. Lalu memaksa anak untuk menjadi pintar terlalu dini, sebenarnya itu tidak pas Ketika memaksa anak untuk pintar terlalu dini, lalu tidak menanamkan akrakter yang baik pada anak. Lingkungan keluarga adalah lingkungan yang baik untuk Pendidikan karakter anak.
Dengan demikian ditambah lagi masa pandemik maka orang tua memiliki tanggung jawab lebih besar karena intensitas di sekolah juga sangat minim.
Bagaimana menanamkan karakter anak yang saat ini anak tidak sekolah, guru memberikan lembar kontrol yang diberikan kepada orang tua dan siswa lalu dinilai oleh guru lalu guru memberikan umpan balik dan evaluasi.
Siswa juga perlu diberikan punishment and reward untuk memberikan apresiasi terhadap apa yang sudah mereka lakukan. Lingkungan yang berpengaruh ada tiga yaitu lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah, sehingga harus ada Kerjasama dan kompak. Implementasi nilai-nilai religius secara konsisten akan memberikan hasil yang luar biasa
Kegiatan positif yang dilakukan dirumah secara bersama-sama akan membentuk emosional yang baik. Guru TK adalah seorang yang menjadi pembelajar awal di TK dan proses pembelajaran perlu diberikan evaluasi, perlunya integritas antara guru dan orang tua.
Untuk pemaham lebih lanjut tentang membangun resiliensi guna mengurangi buly di sekolah, akan ditambahkan penguatah melalui materi Resilensi Untuk Mengatasi Bully di sekolah oleh Prof. Dr. Siti Irene Astuti Dwi Ningrum, M.Si. Prof. Irene menjelaskan bahwa pendidik adalah kunci masuk surga, tapi masalahnya adalah bagaimana kita mengajar. Ketika kita memilih menjadi seorang wanita bekerja yang sulit adalah bagaimana kita professional di dunia kerja masyarakat terutama keluarga, inilah kenapa kita butuh resiliensi. Hari ini kita akan melakukan evaluasi, bahwa realita kasus bullying setiap hari semakin naik dan kasus bully naik disetiap level. Dengan guru yang memiliki resiliensi yang bagus maka bisa ditularkan ke anak-anak. Disetiap sekolah ternyata ada bully, sehingga ini menjadi penting untuk diperhatikan karena yang menjadi korban, dan pelaku semakin meningkat.
Jika dikaitkan dengan revolusi industri 4.0 maka Pendidikan mengalami perubahan di dalam prosesnya, anak-anak harus pegang HandPhone, dulu anak tidak boleh pegang HP. Ini ada sebuah perubahan yang luar biasa sehingga perlu adanya strategi khusus yang kreatif, inovatif dan konstruktif.
Pendidikan di RI 4.0 tidak hanya kompetensi kognitif yang harus dikembangkan tapi juga semua aspek. Resiliensi bisa diukur, dengan menggunakan angket. Lalu akan terlihat profil guru PGTK seperti apa?. Resiliensi artinya kemampuan seseorang untuk mengontrol diri saat dirinya marah, sedih dll, memiliki optimis (punya harapan) maka dia akan lebih sehat dan produktif. Belajar bahwa resiliensi adalah bagian dari pada pendidik sehingga kita bisa menciptakan suasana yang lebih baik dan guru lebih Tangguh dalam menghadapi setiap persoalan.
Tahun(not set)