Detail Luaran Lainnya

Kembali

StatusDraft
JudulPENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN BATIK DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KRIYA FBS UNY
JenisModel
DeskripsiNilai-Nilai Karakter pada Mata Kuliah Batik dalam Kurikulum 2014
Berdasarkan kurikulum berbasis KKNI Pendidikan Kriya tahun 2014 learning outcome yang diharapakan baik mata kuliah pada batik I, II, maupun III mencakup: sikap kerjasama, peduli, tanggungjawab atas pekerjaannya, mandiri, menghargai dan kepekaan terhadap karya-karya batik. Hal ini didukung oleh pengetahuan dan keterampilan dalam membatik yang diajarkan, yakni menguasai secara teori batik perkembangan batik, menguasai proses pembatikan baik teori maupun paraktek yang ditunjukkan dengan kemampuan menghasilkan desain batik, melakuakan kajian-kajian pendalaman, dan praktek pembuatan batik atau mampu menghasilkan karya batik. Dari uraian leaning outcome tergambarkan nilai karakter yang diharapkan dalam pembelajaran membatik. Nilai-nilai karakter tersebut meliputi: kerjasama, peduli, tanggungjawab, mandiri, dan menghargai.

Nilai-Nilai Karakter pada Proses Pembatikan
Proses pembatikan meliputi beberapa tahapan, yakni persiapan ( mencakup persipan bahan dan alat serta desain), pencantingan, pewarnaan, dan pelorodan. Pada proses ini nilai karakter yang tertanamkan adalah kerjasam, menghargai, disiplin, taat, hati-hati, sabar, tekun, iklas, dan teliti. Adapaun rincian dari masing-masing tahapan dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Persiapan
Persiapan dalam hal ini mulai dari pemilihan bahan dan alat hinggi pemolaan. Jenis dan nama kain untuk dibatik terlebih dahulu dipilih secara teliti, kain untuk pakaian wanita berbeda dengan laki-laki dan jarit, baik ukuran (panjang, lebar, dan ketebalan), maupuan tekstur kain. Selain itu jenis ada beberapa kain yang tidak dapat dibatik, terutama kain yang terbbuat dari serat sintetis. Jenis kain yang dapat dibatik adalah kain katun dan sutera. Corak atau motif batik dalam pembatikan dibedakan menjadi dua, yakni corak batik yang harus dibuat dengan pensil atau didesain terlebih dahulu, namun ada juga yang dapat langsung dibuat di atas kain dengan canting. Pemilihan teknik penerapan corak ini sangat ditentukan oleh ketelitian dan keahlian/kemampuan teknik membatik. Nilai karakter yang tersirat pada tahapan ini adalah ketelitian, yakni teliti dalam memilih kain dan corak, disiplin, tanggung jawab. tidak takabur, tidak sombong, dan tidak tinggi hati/ rendah hati, dan tidak sewenang-wenang. Selain itu, dengan mempelajari dan menerapkan motoif klasik, mahasiswa akan memahami motif-motif klasik dan proses ini akan membentuk rasa ingin tahu serta menghargai karya-karya batik klasik.

1. Mencanting Klowong
Proses mencanting yang pertama adalah mencanting klowong. Ketaatan, kedisilpilinan, ketekunan, kehati-hatian dalam mencanting klowong akan menentukan hasil pembatikan. Coretan awal akan menuruti kehendak atau coretan desain/pola pada kain, melalui mata canting yang sempurna (hasinya tidak terputus-putus). Nilaia karakter yang lain pada proses ini adalah berbagi, hati-hati, kerjasama, disiplin, teliti, dan tekun.

2. Menembok
Agar yang putih harus putih benar, yang hitam harus tegas, lung-lungan pun baik yang nyata, agar yang cerah nampak pula, maka nembok harus dilakukan dengan berulang-ulang (tebal) dan teliti. Nembok merupakan kegiatan mencanting dengan menggunakan canting tembok, yakni canting yang memiliki lubang lebih besar dibandingkan canting klowong. Nembok dilakukan untuk menutup bidang-bidang yang telah ditentukan dan diberi kontur. Jika bidang yang akan diblok lebih luas, maka nembok menggunakan kuas atau jegulHal ini menyiratkan bahwa dalam menembok perlu disiplin, tegas, teliti, tekun, dan sabar.
3. Mewarna
Pewarnaan kain dilakukan setelah adanya perintang pada bagian tertentu kain dengan lilin. Pemilihan warna harus diperhitungkan, begitu juga dengan ukuran atau berat yang dibutuhkan. Ukuran harus akurat, karena berpengaruh terhadap kekuatan warna dan ketahanan/daya luntur warna pada kain. Mencampur warna dengan air dan zat pendukungnya, seperti caustic sangat menentukan kualitas warna yang dihasilkan. Mencelup dilakukan secara merata, teliti dan berulang-ulang. Selain itu pada proses pewarnan ini harus dilakukan denganhati-hati, mengingat ada beberapa zat warna yang berbaya bagi kesehatan. Untuk menghasilkan warna tertentu terutama jika menggunakan zat warna indigosol memerlukan sinar mata hari untuk membangkitkan warnanya. Proses pembangkitan warna indigosol ini dilakukan dengan cara membentangkan kain di bawah terik/sinar matahari.pada proses ini kain tidak boleh terhalang atau terlipat (sinar harus merata). Penyucian dilakukan untuk membersihkan sisa serbut warna yang tidak larut dalam air. Penyucian sisa zat warna harus bersih. Hal ini menuntut bagi pembatik untuk disiplin, sabar, tekun, teliti, dan hati-hati.

4. Melorod
Melorod atau perebusan kain dilakukan untuk melelehkan kembali lilin yang sudah direkatkan pada kain sehingga dapat dibersihkan atau dipisahkan dari kain. Perebusan kain dilakukan pada air yang mendidih yang suda tercampur dengan soda api. Untuk menghasilkan kain yang bersih, penyucian dari sisa lilin dialakukan secara berulang-ulang, hal ini membutuhkan kesabaran. Penjemuran dalam rangka untuk mengeringkan kain dilakukan pada tempat yang teduh, cukup diangin-anginkan, tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung. Kehati-hatian, ketelitian, ketekunan, kesabaran, dan tanggung jawab diperlukan dalam proses pelorodan ini.

Tahun(not set)